Hampir 7.000 Orang, Terbanyak Selama Lima Tahun DBL SURABAYA–Rekor penonton mewarnai hari pertama playoff SMA, Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2008, di DBL Arena kemarin. Dari pagi hingga sore, hampir 7.000 orang bergantian memenuhi tribun berkapasitas 4.400 pengunjung. Terbanyak dalam sejarah DBL, yang sudah memasuki tahun kelima penyelenggaraan.Ribuan penonton itu juga terhibur, karena babak Sweet Sixteen (16 Besar) putra kemarin dibumbui sejumlah pertandingan seru. Termasuk duel SMAN 9 versus SMAN 16 Surabaya yang berlangsung hingga overtime (perpanjangan waktu).“Selama ini, jumlah penonton terbanyak per hari ada di kisaran angka 5.500. Biasanya saat final, termasuk saat pembukaan DBL Arena, 26 Juli lalu,” jelas Azrul Ananda, commissioner DBL. “Hari ini (kemarin, Red) belum final, tapi jumlah penonton benar-benar fantastis. Kami benar-benar berterima kasih kepada para fans DBL. Merekalah yang membuat liga ini terheboh di Indonesia,” tambahnya.Kehebohan penonton kemarin sudah dimulai sebelum tengah hari. Sebelas bus plus puluhan kendaraan lain datang dari Mojokerto. Maklum, dua sekolah besar kawasan itu, SMAN 1 Puri dan SMAN 1 Sooko, harus langsung bertemu di babak Sweet Sixteen.Enam bus datang membawa suporter Puri, lima bus memboyong suporter Sooko. Saking hebohnya derby Mojokerto ini, Puri mengizinkan siswa-siswanya untuk berbondong-bondong ke Surabaya.”Hari ini di sekolah memang tidak ada pelajaran. Sebenarnya, akan dipakai untuk acara peringatan Agustusan. Tapi, anak-anak pengin ke sini. Nonton tim basketnya bertanding. Daripada di sekolah tidak fokus, akhirnya pihak sekolah membuat kebijakan, memberangkatkan semua naik bus,” jelas Niken Lila Widyawati, manajer tim putra Puri.Niken menambahkan, yang tidak kebagian tempat menyusul sendiri naik motor dan mobil pribadi. ”Alumni juga banyak. Yang kuliah di Malang juga pulang semua. Pada mau nonton adik-adiknya,” ucapnya. Meski kalah jumlah, Sooko Mania (sebutan pendukung SMAN 1 Sooko) tidak kalah atraktif. Mereka mengenakan atribut dukungan berupa kaus putih dengan huruf merah yang jika dideretkan berbunyi, ”SMAN 1 Sooko Oke!!”.Dalam pertandingan itu, Puri memang menang telak, 39-12. Tapi Sooko Mania tidak kecewa. ”Kalah menang nggak masalah. Kami, Sooko Mania, akan tetap selalu mendukung. Kami sengaja datang sampai pakai lima bus karena pengin mereka (para pemain, Red) tahu bahwa mereka tidak berjuang sendirian. Ada kami di sini. Sooko oke!!” seru Sonya Medila, siswi kelas XII SMAN 1 Sooko yang bertindak sebagai koordinator suporter.Tim putra Puri merupakan satu-satunya tim yang selalu lolos ke babak playoff, sejak DBL dimulai pada 2004 lalu. Dua kali sudah mereka masuk final (2005 dan 2006), namun belum pernah merasakan juara. Catatan tambahan, setiap tahun Puri selalu kalah di tangan juara.Melihat performa kemarin, bukan tidak mungkin jalur juara kembali dikendalikan oleh Puri. Siapa mau jadi juara tahun ini, mungkin harus kembali menundukkan pasukan yang dilatih Mukhammad Al Amin itu.Amin sendiri tidak ingin terlalu membebani anak-anaknya. Mereka selalu menatap pertandingan berikutnya. ”Yang penting bermain lepas, tenang. Yang penting mentalnya,” ujarnya.Pertandingan Puri yang berikutnya itu sudah akan diselenggarakan sore ini. Mereka akan menghadapi SMAN 9 Surabaya di babak Big Eight.Kemarin, SMAN 9 sudah menunjukkan mental kuat, menang mendebarkan melawan SMAN 16 Surabaya. Ketika kuarter keempat tinggal 1 menit 20 detik, SMAN 9 masih tertinggal 27-31. Ketika waktu sisa 59 detik, mereka masih tertinggal 29-31.Beruntung, saat waktu sisa 12 detik, Ade Firman mampu memasukkan tembakan dua angka. Skor pun imbang, dan pertandingan harus berlanjut hingga overtime.Pada babak perpanjangan waktu itu, SMAN 16 tampak sudah drop. Andalan mereka, Rhadityo Shakti Budiman, juga cedera kaki. SMAN 9 pun menang 34-31. Ratusan Songo Mania (suporter SMAN 9) yang atraktif pun bersorak girang.”Kunci kemenangan tadi adalah kepercayaan. Waktu Arwan (Wirareka, point guard SMAN 9, Red) fouled out, anak-anak memang sempat tegang. Mental mereka drop, main jadi tidak fokus. Tapi, saya bilang begini. Kalian itu main 12 orang. Bukan cuma Arwan. Kenapa harus takut? Untung, mereka bisa bangkit, dan akhirnya menang,” kata Mayandra Pramoedyansyah, coach SMAN 9. Ketegangan tidak hanya dirasakan oleh para pemain. Riska Fitria, salah satu Songo Mania, mengaku sempat menangis saat timnya tertinggal poin di detik-detik terakhir kuarter keempat. “Wuih, tegang banget tadi. Aku sama teman-teman sampai nangis, pegangan tangan dan doa dalam hati. Semoga Songo menang… Semoga Songo menang… Dan begitu menang beneran, kita semua sampai nangis lagi saking senangnya. Nggak percuma kita datang ratusan orang begini. Songo memang yang paling oke. Songo Mania bakal terus mendukung!” jelas siswi kelas XI SMAN 9 Surabaya ini. Ketegangan tak hanya milik Songo Mania. Pasukan suporter SMAN 16 Surabaya juga merasakannya. Saking tegangnya, ada saat-saat mereka lupa menyanyi dan bersorak. “Sampai ketenggengen waktu kesusul dan akhirnya overtime. Kita sudah teriak-teriak sampai serak, apa daya kalah. Mangkel, soalnya kalah tipis di overtime. Tapi, kami tetap bangga sama tim kami,” ujar Boris Kumara, siswa kelas XII SMAN 16.Tim lain dengan rombongan suporter besar kemarin adalah SMA St. Louis 1 Surabaya. Pada pertandingan penutup, Denny Wijaya dkk mampu mengalahkan SMA Gloria Surabaya, 35-25. Hari ini, di babak Big Eight, Sinlui –julukan SMA St. Louis 1-- akan menghadapi juara bertahan, SMA Petra 4 Sidoarjo. Hari ini, tim putri Sinlui juga berlaga di babak Big Eight, melawan SMAN 2 Surabaya.”Besok (hari ini, Red), lawan kami berat. Tim putra dan putri tampil semua. Jadi, dukungan harus banyak. Mulai pagi, saya akan mengumumkan di ruang guru kalau tim putra dan putri tanding. Saya akan mengajak guru-guru untuk datang. Anak OSIS saya mintai bantuan keliling ke kelas-kelas, mendata suporter,” ujar Novan Ali, manajer tim putra dan putri SMA St. Louis 1 Surabaya.(jpnn)
Sabtu, 09 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar